“HEARING vs LISTENING”
Mendengar VS Mendengarkan
tapi… jika dilihat artinya, jauh berbeda! ya!
Mendengar
(Hearing) adalah kegiatan fisik dari salah satu dari indera kita
yaitu telinga yang berfungsi untuk menerima ’suara’. Kegiatan ini hanya sebuah
kegiatan yang berupa penerimaan gelombang suara ke telinga kita. Jika kita
tidak mengalami gangguan pendengaran, maka kegiatan ini akan berjalan dengan
baik.
Bagaimana dengan Mendengarkan (Listening)? Kegiatan ini
ternyata adalah merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh otak kita dalam
menerima suara yang memerlukan konsentrasi untuk dapat mencerna, memahami dan
bereaksi terhadap suara yang ditangkap/terdengar; kata per kata – kalimat per
kalimat. Hal ini akan mengacu pada pemahaman akan belajar.
Biasanya, waktu yang diperlukan seseorang untuk mendengar
dan mendengarkan tidak sama. Mendengar memerlukan waktu singkat sedang
mendengarkan memerlukan rentang waktu tertentu. Contoh:
”Apakah kamu mendengar suara tembakan?”
”Did you hear a shot?”
“Jika kamu
mendengarkan penjelasan saya barusan maka kamu dapat menjawab pertanyaan saya
ini.”
“If you listened to my explanation just now then you
can answer my question.”
Mendengar itu hal yang mudah, tapi mendengarkan? Wow! Nanti dulu! Banyak orang yang berkata ”ya, saya mendengarkan.” tapi kenyataannya dia ’mendengar (hearing)’ bukan ’mendengarkan (listening)’. Mendengarkan (Listening) berarti memahami. Memahami bukanlah hal yang mudah dilakukan. Bagaimana caranya? Mari kita pelajari sedikit mengenai ”Listening”.
LISTENING mencakup:
§
Mendengar semua hal
yang diucapkan (hearing); menerima gelombang suara melalui telinga.
§ Memahami maksud
dari kata-kata/kalimat-kalimat yang
terucap lalu putuskan apakah yang disampaikan tersebut merupakan hal yang
menyenangkan, mengerikan atau menyedihkan? Contoh: ”Aduh!” yang terdengar dari teman yang sedang berbicara merupakan
ungkapan dari rasa sakit, senang atau marah?
§
Mempelajari
pernyataan yang disampaikan. Bagaimana hal tersebut berhubungan dengan diri
kita.
§
Merespon
dengan benar (putuskan bagaimana kita akan merespon pernyataan tersebut dan
berikan masukan setelah semua dipaparkan oleh si pembicara).
TUJUAN LISTENING
§
Listening
for Enjoyment
Mendengarkan
untuk kesenangan – hal paling mudah dilakukan yaitu mendengarkan musik, radio,
juga menonton dan mendengarkan siaran televisi; hal ini hanya memerlukan
sedikit keterkaitan emosi dan pemahaman.
§
Listening
for Information
Untuk
yang satu ini membutuhkan konsentrasi yang lebih dalam mendengarkan karena kita
mengharapkan informasi tersebut dapat kita ingat.
§
Critical
Listening
Kegiatan
ini adalah mendengarkan untuk mendapatkan informasi yang harus kita cerna,
analisa dan evaluasi.
§
Precision
Listening
Mendengarkan
dengan fokus terhadap informasi yang disampaikan secara detil sehingga kita
dapat merasakan emosi atau pikiran dari si pembicara saat menyampaikan
informasi tersebut.
§
Empathic
Listening
Merupakan
tingkat tertinggi dari listening karena kegiatan ini membutuhkan konsentrasi,
rentan waktu, dan penilaian juga empati terhadap informasi yang disampaikan.
BAGAN
PROSES LISTENING
RINTANGAN
DALAM LISTENING
Saat kita sedang
mendengarkan, apakah itu sebuah informasi dari televisi, dalam sebuah
perkuliahan atau seminar, mendengarkan komplain dari klien maupun sharing
seorang teman, seringnya kita menghadapi banyak rintangan untuk bisa
mendengarkan dengan baik dan memahami informasi yang didapat.
Beberapa rintangan tersebut biasanya adalah:
§ Adanya gangguan
dari luar - seperti suara sirine ambulans/polisi, laba-laba/cicak di dinding
(bagi yang phobia maka hal ini akan sangat mengganggu), suara truk lewat, suara
orang yang sedang membangun gedung, suara anjing menggonggong, dan sebagainya.
§ Adanya gangguan
dari dalam diri kita - kita tidak fokus karena memikirkan hal-hal lain misalnya
memikirkan menu makan malam yang akan dimakan di restoran favorit kita, cucian
baju menumpuk karena pembantu pulang kampung, pacar akan menjemput dengan mobil
yang mana, dan masih banyak lagi.
§ Hasrat untuk
berbicara – biasanya kita lebih memilih untuk didengar dibanding mendengarkan
dan kita sibuk memikirkan rencana kita dalam merespon si pembicara.
§ Penyimpangan
pribadi - mempertahankan pendapat dan menentang pendapat lain dan membiarkan
pendapat kita itu menjadi acuan akan kebenaran. Biasanya pendapat orang tua
terhadap perilaku anak-anak remaja juga pendapat-pendapat seorang pendengar
yang merasa lebih tahu, lebih berpengalaman dan lebih benar dari si pembicara.
§ Tuntutan yang
saling bertentangan - banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dalam satu waktu
atau dalam waktu yang singkat yang menyebabkan kita tidak dapat fokus seperti
makan dan menonton televisi sambil menelepon, memandikan anak, menyiapkan bekal
sambil memasak, dan lain-lain.
BAGAIMANA
CARANYA MENINGKATKAN LISTENING?
Latihan
konsentrasi, terus lakukan sampai didapat konsentrasi yang baik tanpa terganggu
akan hal lain baik itu gangguan dari dalam diri maupun dari luar.
Latihan
untuk mendengarkan dengan baik antara lain:
§
Siapkan diri kita
untuk mendengarkan. Ini sangat penting, jika kita niat maka kita siap.
§
Mendengarkan
kata-kata kunci yang biasanya menjadi pesan dari si pembicara.
§
Mencatat; biasakan
diri untuk mencatat segala sesuatu yang penting dari informasi yang kita dengar
dari lawan bicara/pembicara sehingga catatan inilah yang akan mengingatkan kita
akan informasi yang pernah kita dengarkan dan dapat kita baca ulang sehingga
dapat dipahami.
Agar
Listening dapat dilakukan dengan efektif, maka hal yang harus dilakukan adalah:
•
Pemahaman akan
pesan yang disampaikan.
• Pendengar memegang
peranan penting dalam mendengar pesan yang disampaikan. Hal ini akan membantu
pendengar dalam memahami pesan yang disampaikan.
Sepuluh Hal yang Harus Dilakukan agar
Listening Menjadi Efektif
1.
Berhenti berbicara!
Anda tak dapat mendengar dengan baik jika anda ikut berbicara. Anda hanya akan
memikirkan apa yang akan anda katakan daripada memperhatikan apa yang sedang
coba disampaikan. Fokus
pada si pembicara.
2. Buatlah
orang yang sedang berbicara pada kita relaks, tersenyum, dan buat orang
tersebut merasa nyaman dan bebas berbicara pada kita. Kita harus terlihat
menarik dan tertarik akan topik pembicaraan. Hindari hal-hal yang membuat
kegiatan ini terganggu; misalnya dengan mematikan TV atau musik yang sedang
diputar, tutup pintu sehingga tidak terganggu suara dari luar, hentikan
kegiatan yang sedang kita lakukan, dan perhatikan apa yang sedang disampaikan.
3. Perhatikan
bahasa tubuh, mimik muka, intonasi yang keluar, dan gerakan yang dilakukan; 55%
pesan yang disampaikan berupa non-verbal, 38% dapat diindikasi dari intonasi,
dan hanya 7% yang keluar dari kata-kata. Hanya sedikit orang yang mengetahui
bagaimana mendengar lewat sorot mata, hentakan kaki, kepalan tangan, kernyitan
alis dan terkadang si pembicara mengigit kuku. Biasanya banyak hal yang
tersampaikan dari gerakan-gerakan tersebut. Itulah kunci utama di balik
kata-kata yang disampaikan.
4. Dengarkan
apa yang tak tersampaikan lewat kata-kata. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
memastikan bahwa apa yang disampaikan kepada kita adalah apa yang kita pahami.
Seringnya sulit menyampaikan hal-hal penting yang seharusnya disampaikan lewat
kata-kata karena terkadang tertutup oleh luapan emosi. Coba cari titik
terpenting dari pesan yang sedang disampaikan.
5. Ketahui
dengan pasti apa yang disampaikan. Coba untuk mengulang pesan yang disampaikan
dan pastikan bahwa itu adalah hal yang sama yang sedang disampaikan. Seorang
pendengar yang baik tidak menyimpulkan bahwa ia memahami apa yang dialami.
Sebagai pendengar, kita sebaiknya tidak menyampaikan apa yang kita rasakan dan
ketahui mengenai masalah seseorang sampai kita pastikan bahwa hal tersebut
adalah benar yang disampaikan.
6. Perhatikan akan
intonasi yang keluar dari kata-kata yang disampaikan. Ini merupakan media dari
bahasa emosional yang disampaikan. Dengarkan untuk memahami, tidak untuk
menentang apa yang disampaikan.
7.
Konsentrasi pada
arti dari emosi yang tersembunyi. Apa sebenarnya yang
tersirat dari kata-kata yang terucap? Apa arti
dari intonasi yang keluar? Apa arti dari penekanan kata tertentu yang keluar?
8. Sabar. Jangan
memotong pembicaraan karena berarti kita tidak menghormatinya dan hal itu akan
menyatakan bahwa kita ingin bicara juga daripada mendengarkan. Biarkan si
pembicara menyampaikan ide-idenya dan apa yang ada dalam pikirannya. Jadilah
pendengar yang sopan dan memberikan si pembicara waktu untuk menyampaikan semua
yang ingin disampaikan.
9. Tahan emosi! Jangan
sampai emosi kita mengganggu si pembicara dan efisiensikan waktu yang kita
berikan kepadanya. Saat kita juga terbawa emosi dalam menanggapi topik si
pembicara, maka kita akan membuatnya melakukan pembelaan diri. Sebagai
pendengar yang baik, kita tidak harus setuju. Ingat, jangan mendebat walau
nantinya kita akan menang dengan argumennya.
10.
Berempatilah.
Pahami si pembicara. Coba untuk berdiri di kaki orang lain, dalam hal ini coba
tempati diri kita sebagai dirinya sehingga kita dapat memahami perasaannya dan memahami
apa yang sebenarnya disampaikan.
“You listened as if you wanted to hear
what I was going to say, as if it was really important to you. And that makes
me feel good!"
INGAT!
§ Listening membantu
dalam cara tepat berkomunikasi. Listening adalah kunci dari komunikasi yang
baik. Membantu kita dalam memahami apa yang dikatakan orang lain dan kita juga
bisa meresponnya dengan baik pula.
§ Listening membangun
kepribadian kita. Seseorang dengan keahlian sebagai pendengar yang baik, adalah
orang yang selalu menghargai orang lain dan ini membangun komunikasi yang lebik
baik lagi.
§ Membangun hubungan
yang lebih erat. Seorang pendengar yang baik selalu membangun hubungan yang
lebih baik dengan orang lain. Komunikasi membentuk dasar dari segala jenis hubungan
dan membantu membangun pemahaman yang lebih baik.
§
Membantu
dalam pekerjaan. Saat kita mempunyai kemampuan sebagai pendengar yang baik maka
hal ini akan membantu kita dalam berkomunikasi dengan atasan, klien dan teman
kerja.
§ Membantu
meringankan beban orang lain. Seorang pendengar yang baik dapat juga menjadi
penyemangat bagi orang lain di saat-saat sulit mereka. Terkadang hanya dengan
menjadi pendengar yang baik maka kita sudah membantu orang lain dalam
meringankan beban pikiran dan emosinya bahkan hal-hal yang membuatnya depresi.
People talking without speaking
ReplyDeletePeople hearing without listening.
artinya apa?