Thursday, November 8, 2012

ASSERTIVE COMMUNICATION



ASSERTIVE COMMUNICATION
Komunikasi Asertif



Apakah anda mengalami kesulitan menolak sesuatu atau mengatakan tidak saat anda harus benar-benar melakukan atau mengatakannya?

“Bre, kita nonton film Kuntilanak Beranak yuk!”
”Wah…aku nggak suka nonton film horror...”
”Kan ada aku... Nggak apa-apa...yuk!”
”...uhm...(bener-bener nggak mau nonton) Gimana ya...(terlihat bingung)”
”Udah...nggak usah banyak mikir...kan kamu baru gajian juga...masa nggak mau traktir aku nonton??”
(Karena tidak enak dan malas untuk berargumen dan yakin pasti kalah, akhirnya Bre nonton juga film horor yang dia tidak suka itu dan harus traktir temannya pula!)

Kejadian di atas bisa dikatakan bahwa Bre tidak asertif. Mengapa? Karena Bre tidak bisa menolak, merasa tidak enak, tidak yakin bahwa jika ia menolak nanti temannya tidak akan marah dan kesal karena disini, ia menghindari konflik. Setuju tidak setuju harus setuju dalam diam. Seringnya orang seperti Bre akan sering ”merugi”. Rugi segalanya. Ia bersikap selalu meng”IYA”kan apapun yang diminta atau ditawarkan orang lain padanya. Setelah mengungkap beberapa pengalaman teman-teman, hal ini banyaknya dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga bahkan ada beberapa yang merupakan pengaruh yang besar sekali dari tradisi atau budaya keluarga secara etnik terutama budaya ”mengalah” dan ”nurut”. Dalam lingkungan kerja, biasanya ada ungkapan ”apa kata bos:)

Ada lagi contoh, misalnya dalam situasi seperti ini: seseorang meminjam gitar Anda, dia berjanji mengembalikannya 3 hari lagi. Ternyata setelah 3 hari belum mengembalikannya. Apakah anda akan diam, dan berharap dia ingat dan mengembalikannya? Bagaimana kalau dia tidak ingat-ingat? Mungkin anda akan tersiksa dan mengumpat dia dalam hati, akhirnya anda menjadi tersiksa dalam diam. Tentunya, jika anda seorang yang asertif, anda langsung berkata kepada dia, ”Kamu berjanji untuk mengembalikan gitar saya 3 hari yang lalu. Saat ini saya membutuhkannya.” Lalu dengarkan responnya dan yakin bahwa apapun responnya, semua akan berakhir dengan positif. Jangan takut untuk berkomunikasi aktif pada seseorang bagaimanapun hasilnya nanti. Karena komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah yang menghasilkan sesuatu yang win-win solution.

Jika anda mengalami hal yang sama atau mirip dengan hal yang dialami Bro dan beberapa hal yang diungkapkan diatas, maka kemungkinan besar anda adalah orang yang kurang bahkan tidak asertif. Maaf, hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Anda harus fight for yourself and “go to the matresses!”  (ungkapan dalam film mafia untuk bangkit, maju dan ungkapkan diri anda).




Mari kita sama-sama ungkap mengenai Assertive Communication atau Komunikasi Asertif.

Komunikasi asertif adalah ketika anda dengan tegas dan positif mengekspresikan diri anda. Tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Bagaimana caranya? Anda harus pelajari terlebih dahulu apa itu asertif karena jangan sampai anda menjadi seseorang yang bukannya asertif malah kebalikannya menjadi agresif!



Langkah utama untuk berkomunikasi asertif adalah dengan “I” statements dimana anda dapat menyampaikan perasaan, pikiran atau opini Anda dengan jujur dan positif yang akan menimbulkan perkembangan yang baik atas hubungan anda dengan orang lain. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghambat Anda untuk mengkomunikasikan diri. Ingat itu!  

Ada 3 elemen ”I” statements, yaitu:
§        Perilaku
§        Perasaan
§        Efek balik (konsekuensinya terhadap anda)

Contoh: ”Saya merasa kesal saat anda datang terlambat di setiap meeting. Saya tidak suka mengulang informasi yang telah saya katakan.”



Kenali juga teknik berhubungan dengan orang lain dalam perilaku positif asertif antara lain :

§     Jaga ekspresi anda selalu nyaman untuk orang lain dan jangan lupa untuk menjaga pandangan mata secara baik.
§        Jaga intonasi dalam berbicara, tegas tapi nyaman untuk orang lain.
§        Menjadi pendengar yang baik.
§        Ajukan pertanyaan apabila memang anda butuh penjelasan yang lebih lengkap dan detil.
§        Selalu berpikir positif dalam mencari dan menemukan penyelesaian/pemecahan masalah yang terbaik (win-win solution).


Setelah mengenali teknik di atas, maka kenali pula hambatan-hambatan yang harus dihindari untuk mencegah adanya konflik yaitu :

§       Tidak mengerti cara pandang, perasaan dan paradigma anda sendiri secara baik dan benar juga pada orang lain yang mencoba berkomunikasi dengan anda.
§        Tidak mengharmonisasikan ekspresi dan intonasi anda saat berbicara.
§        Kurang kontak antar manusia yang produktif.
§     Kurangnya situasi dan suasana yang kondusif yang memungkinkan orang lain bisa bebas berbicara dan memberikan usul-usul dan ide-ide.
§        Tidak menjadi pendengar yang baik.
§        Tidak menangkap kandungan emosi yang tersirat dan terungkap dari perkataan orang lain.
§        Kurang rasa saling percaya dan saling menghormati dengan orang lain.



Untuk menjadi orang yang asertif, anda harus membangun karakter-karakter yang kuat seperti di bawah ini : 

1.       Punya Moto dan Kepercayaan
 
§        Yakin bahwa diri anda dan orang lain adalah berharga.
§        Jadilah orang yang dapat menangani situasi secara efektif bukan orang yang selalu menang sendiri.
§        Hak anda sendiri dan hak orang lain. Hargailah itu. 



2.       Pola Komunikasi
 
§        Berkomunikasi dengan efektif, dan menjadi pendengar yang baik dan aktif.
§        Menetapkan batasan.
§  Mengatakan pendapat sebagai hasil observasi bukan penilaian terhadap sebuah peristiwa atau ungkapan seseorang.
§        Mengungkapkan diri secara langsung dan jujur.
§        Memperhatikan perasaan orang lain. 
 
 
3.        Mempunyai karakteristik yang baik, antara lain:
§        Tidak menghakimi.
§        Mengamati sikap bukan menilainya.
§        Mempercayai diri sendiri dan orang lain.
§        Percaya diri.
§        Memiliki kesadaran diri.
§        Bersikap terbuka, fleksibel dan akomodatif.
§        Mempunyai selera humor yang baik.
§        Menjadi seseorang yang mantap.
§        Bersikap Proaktif dan Inisiatif.
§        Berorientasi pada tindakan.
§        Realistis dengan cita-cita dan harapan anda dan orang lain.
§        Konsisten.
§        Melakukan tindakan yang sesuai untuk mencapai tujuan tanpa melanggar hak-hak orang lain.



4.       Isyarat Bahasa Tubuh (Non-Verbal Cues) yang harus dibangun.
§        Terbuka dengan gerak-gerik yang alami.
§        Atentif, ekspresi wajah yang menarik.
§        Kontak mata langsung.
§        Percaya diri.
§        Volume suara dan intonasi yang sesuai.
§        Kecepatan bicara yang beragam.



5.       Isyarat Bahasa (Verbal cues)
§        "Saya memilih untuk .... "
§        "Apa opsi-opsi yang ditawarkan kepada saya?"
§        "Alternatif apa yang ada?"




6.       Konfrontasi dan Pemecahan Masalah
§        Bernegosiasi, menawar, menukar dan kompromi.
§        Mengkonfrontir masalah pada saat terjadi.
§        Tidak ada perasaan negatif yang muncul.


7.       Perasaan yang harus dimiliki antara lain:
§        Antusiasme.
§        Rasa percaya diri dan harkat diri.
§        Terus termotivasi.
§        Tahu dimana anda dan orang lain berdiri.



Jika hal ini anda lakukan dengan niat yang baik, yakinlah bahwa anda akan menjadi orang yang asertif.
Semoga sedikit ulasan mengenai komunikasi asertif dan bagaimana menjadi orang yang asertif ini berguna bagi anda dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan kerja agar anda menjadi orang yang disukai orang lain dan menjaga hubungan anda dengan orang lain selalu baik.



No comments:

Post a Comment