ASSERTIVE
COMMUNICATION
Komunikasi Asertif
Apakah anda
mengalami kesulitan menolak sesuatu atau mengatakan tidak saat anda harus
benar-benar melakukan atau mengatakannya?
“Bre, kita nonton film Kuntilanak Beranak yuk!”
”Wah…aku nggak suka
nonton film horror...”
”Kan ada aku...
Nggak apa-apa...yuk!”
”...uhm...(bener-bener
nggak mau nonton) Gimana ya...(terlihat bingung)”
”Udah...nggak usah
banyak mikir...kan kamu baru gajian juga...masa nggak mau traktir aku nonton??”
(Karena tidak enak
dan malas untuk berargumen dan yakin pasti kalah, akhirnya Bre nonton juga film
horor yang dia tidak suka itu dan harus traktir temannya pula!)
Kejadian di atas bisa dikatakan bahwa Bre tidak asertif. Mengapa? Karena Bre
tidak bisa menolak, merasa tidak enak, tidak yakin bahwa jika ia menolak nanti
temannya tidak akan marah dan kesal karena disini, ia menghindari konflik. Setuju
tidak setuju harus setuju dalam diam.
Seringnya orang seperti Bre akan sering ”merugi”.
Rugi segalanya. Ia bersikap selalu meng”IYA”kan apapun yang diminta atau
ditawarkan orang lain padanya. Setelah mengungkap beberapa pengalaman
teman-teman, hal ini banyaknya dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
keluarga bahkan ada beberapa yang merupakan pengaruh yang besar sekali dari
tradisi atau budaya keluarga secara etnik terutama budaya ”mengalah” dan
”nurut”. Dalam lingkungan kerja, biasanya ada ungkapan ”apa kata bos” :)
Ada lagi contoh, misalnya dalam situasi seperti ini: seseorang meminjam gitar
Anda, dia berjanji mengembalikannya 3 hari lagi. Ternyata setelah 3 hari belum
mengembalikannya. Apakah anda akan diam, dan berharap dia ingat dan
mengembalikannya? Bagaimana kalau dia tidak
ingat-ingat? Mungkin anda akan tersiksa dan mengumpat dia dalam hati,
akhirnya anda menjadi tersiksa dalam diam. Tentunya, jika anda seorang yang
asertif, anda langsung berkata kepada dia, ”Kamu berjanji untuk mengembalikan gitar
saya 3 hari yang lalu. Saat ini saya membutuhkannya.” Lalu dengarkan responnya
dan yakin bahwa apapun responnya, semua akan berakhir dengan positif. Jangan
takut untuk berkomunikasi aktif pada seseorang bagaimanapun hasilnya nanti. Karena
komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah yang menghasilkan sesuatu yang win-win solution.
Jika anda mengalami hal yang sama atau mirip dengan hal
yang dialami Bro dan beberapa hal yang diungkapkan diatas, maka kemungkinan
besar anda adalah orang yang kurang bahkan tidak asertif. Maaf, hal ini
tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Anda harus fight for yourself and “go to the matresses!” (ungkapan dalam film mafia untuk bangkit, maju dan
ungkapkan diri anda).
Mari kita
sama-sama ungkap mengenai Assertive Communication atau Komunikasi Asertif.
Komunikasi
asertif adalah ketika anda dengan tegas dan positif mengekspresikan diri anda. Tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Bagaimana
caranya? Anda harus pelajari terlebih dahulu apa itu asertif karena jangan
sampai anda menjadi seseorang yang bukannya asertif malah kebalikannya menjadi
agresif!
Langkah utama untuk berkomunikasi asertif adalah dengan “I”
statements dimana anda dapat menyampaikan perasaan, pikiran atau opini
Anda dengan jujur dan positif yang akan menimbulkan perkembangan yang baik atas
hubungan anda dengan orang lain. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat
menghambat Anda untuk mengkomunikasikan diri. Ingat itu!
Ada 3 elemen ”I”
statements, yaitu:
§
Perilaku
§
Perasaan
§
Efek balik
(konsekuensinya terhadap anda)
Contoh: ”Saya merasa kesal saat anda datang terlambat di
setiap meeting. Saya tidak suka mengulang informasi yang telah saya katakan.”
Kenali juga teknik berhubungan dengan orang lain dalam perilaku positif
asertif antara lain :
§ Jaga ekspresi anda
selalu nyaman untuk orang lain dan jangan lupa untuk menjaga pandangan mata
secara baik.
§
Jaga intonasi dalam
berbicara, tegas tapi nyaman untuk orang lain.
§
Menjadi pendengar
yang baik.
§
Ajukan pertanyaan
apabila memang anda butuh penjelasan yang lebih lengkap dan detil.
§
Selalu berpikir
positif dalam mencari dan menemukan penyelesaian/pemecahan masalah yang terbaik
(win-win solution).
Setelah mengenali teknik di atas, maka kenali pula hambatan-hambatan yang
harus dihindari untuk mencegah adanya konflik yaitu :
§ Tidak mengerti cara
pandang, perasaan dan paradigma anda sendiri secara baik dan benar juga pada
orang lain yang mencoba berkomunikasi dengan anda.
§
Tidak mengharmonisasikan
ekspresi dan intonasi anda saat berbicara.
§
Kurang kontak antar
manusia yang produktif.
§ Kurangnya situasi
dan suasana yang kondusif yang memungkinkan orang lain bisa bebas berbicara dan
memberikan usul-usul dan ide-ide.
§
Tidak menjadi
pendengar yang baik.
§
Tidak menangkap
kandungan emosi yang tersirat dan terungkap dari perkataan orang lain.
§
Kurang rasa saling
percaya dan saling menghormati dengan orang lain.
Untuk menjadi
orang yang asertif, anda harus membangun karakter-karakter yang kuat seperti di
bawah ini :
1.
Punya Moto dan Kepercayaan
§
Yakin bahwa diri anda
dan orang lain adalah berharga.
§
Jadilah orang yang
dapat menangani situasi secara efektif bukan orang yang selalu menang sendiri.
§
Hak anda sendiri
dan hak orang lain. Hargailah itu.
2.
Pola Komunikasi
§
Berkomunikasi
dengan efektif, dan menjadi pendengar yang baik dan aktif.
§
Menetapkan batasan.
§ Mengatakan pendapat
sebagai hasil observasi bukan penilaian terhadap sebuah peristiwa atau ungkapan
seseorang.
§
Mengungkapkan diri secara
langsung dan jujur.
§
Memperhatikan
perasaan orang lain.
3.
Mempunyai
karakteristik yang baik, antara lain:
§
Tidak menghakimi.
§
Mengamati sikap
bukan menilainya.
§
Mempercayai diri
sendiri dan orang lain.
§
Percaya diri.
§
Memiliki kesadaran
diri.
§
Bersikap terbuka,
fleksibel dan akomodatif.
§
Mempunyai selera
humor yang baik.
§
Menjadi seseorang
yang mantap.
§
Bersikap Proaktif
dan Inisiatif.
§
Berorientasi pada
tindakan.
§
Realistis dengan
cita-cita dan harapan anda dan orang lain.
§
Konsisten.
§
Melakukan
tindakan yang sesuai untuk mencapai tujuan tanpa melanggar hak-hak orang lain.
4.
Isyarat Bahasa Tubuh (Non-Verbal Cues) yang harus dibangun.
§
Terbuka dengan
gerak-gerik yang alami.
§
Atentif,
ekspresi wajah yang menarik.
§
Kontak
mata langsung.
§
Percaya
diri.
§
Volume
suara dan intonasi yang sesuai.
§
Kecepatan
bicara yang beragam.
5.
Isyarat Bahasa (Verbal cues)
§
"Saya
memilih untuk .... "
§
"Apa opsi-opsi
yang ditawarkan kepada saya?"
§
"Alternatif
apa yang ada?"
6.
Konfrontasi dan Pemecahan Masalah
§
Bernegosiasi,
menawar, menukar dan kompromi.
§
Mengkonfrontir
masalah pada saat terjadi.
§
Tidak ada perasaan
negatif yang muncul.
7.
Perasaan yang harus
dimiliki antara lain:
§
Antusiasme.
§
Rasa percaya diri
dan harkat diri.
§
Terus termotivasi.
§
Tahu dimana anda
dan orang lain berdiri.
Jika hal ini anda lakukan dengan niat yang baik, yakinlah bahwa anda akan
menjadi orang yang asertif.
Semoga sedikit ulasan mengenai komunikasi asertif dan bagaimana menjadi
orang yang asertif ini berguna bagi anda dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam lingkungan kerja agar anda menjadi orang yang disukai
orang lain dan menjaga hubungan anda dengan orang lain selalu baik.